Namanya Kinara Sadina, lahir 28 November 2002. Kinara, baik hati, pemaaf, dan katanya takut hantu.Blog ini untuk merekam sebagian kegiatan Kinara, juga salah satu tanda kasih dari mama dan papa.
RSS

Minggu, 08 Mei 2011

Aku Pengen Mama Jadi Ibu Rumah Tangga Biasa


5 Maret 2011
KINARA sekarang berumur sekitar 8 tahun 3 bulan. Badannya bongsor dengan kadar kenakaln seperti anak-anak pada umumnya.
Tapi Kinara baik hati, sensitif, polos, selalu berpikiran positif, masih sulit berkonsentrasi, dan takut hantu.
Kinara senang bermain dengan mainan pukul besi, obeng, mur, baut, dan sejenisnya. Sebelum tidur, biasanya dia berkhayal, bercerita sendiri, sambil pura-pura membetulkan sesuatu. Kinara memang suka film kartun Handy Manny, yang tokohnya pukul besi, obeng, dll itu.
Kinara juga punya boneka anjing kesayangan, yang dia panggil Snowy Brown. Selain bermain ala Handy Manny, dia suka mengajak ngobrol Snowy. Berbicara sendiri sebelum tidur, terkadang membuat rumah-rumahan, menidurkan Snowy di atas bantal, menyelimuti Snowy, dan kemudian dia tidur di sampingnya.
Lucu melihat perkembangan dan pertumbuhan Kinara. Sebagai ibu saya bahagia, meski tidak bisa menemani dan melihat setiap saat, karena harus bekerja.

Mama Jangan Kerja

 MENJADI jurnalis, berarti terkadang waktu kerja tidak menentu. Apalagi di awal 2010, saya sempat menerima tugas ke Kalimantan Tengah, kurang lebih 9 bulan.
Belakangan, Kinara sering bilang, “Mamah jangan kerja.”
Tapi ucapan itu diungkapkan dengan sikap acuh tak acuh.
Satu minggu lalu, tiba-tiba Kinara membuat pernyataan mengejutkan dan membuat saya terus berpikir agar…:)

Begini kisahnya: Kinara membuka pembicaraan dengan pernyataan:
“Mah, aku pengen mama kayak ibu-ibu rumah tangga yang biasa.”
“Maksudnya gimana nak?” 
Ssaya balik bertanya: ” Maksudku, mama jadi ibu rumah tangga biasa yang gak usah kerja. Jadi bisa nganter aku ke sekolah.”
“Oooo gitu. Tapi kalau mama gak kerja nanti uang kita gak cukup nak.”
Kinara menjawab: “Yaaah maksudku kayak ibu rumah tangga biasa, tapi yang enggak miskin. Selama ini’ kan mama belum pernah jadi ibu rumah tangga.”
*&(%#@+

Aktivitas Kinara

Kinara di Ranca Buaya, Garut



Main bb
Dimas, Andini, Kinara, Danang




















Senangnya mandi busa

Dari Mana Orang Tahu Ada Surga?

Kinara di pantai (baju pink)

Di sekolah ada kisah, tentang orang miskin dan orang kaya. Keduanya selalu menjalankan perintah Allah. Saat meninggal, keduanya dimuliakan dan masuk surga. Inti yang ingin diajarkan dari cerita ini ialah, Allah tidak membeda-bedakan orang miskin dan kaya. Semuanya sama di hadapan Allah.
Tapi kemudian Kinara bertanya. “Orang kaya dan miskin itu kan sudah meninggal, terus dari mana kita tahu kalau mereka dimuliakan dan masuk surga? Maksudku, mereka kan sudah meninggal, gmanacaranya tahu dia di surga?”
Waduuuh, saya bengong sebentar, berusaha mencari jawaban. Akhirnya saya bilang: “Ada orang-orang yang dapat semacam wahyu, hingga bisa mengetahui kisah-kisah seperti itu.”
Entah paham, entah tidak, Kinara cuma memandang saya sekilas, terus asyik membaca lagi.

Siapa yang Menciptakan Allah

 BEBERAPA bulan sebelumnya, Kinara belajar tentang 6 hari Allah menciptakan manusia, dunia dan isinya. Dia asyik membaca dan sesudahnya berceloteh.
Tiba-tiba dia bertanya: “Mah, yang aku belum ngerti, manusia, Bumi dan isinya kan diciptakan Allah. Manusia ada karena Allah, terus siapa yang menciptakan Allah?

Saya bengong. Bingung bagaimana menjelaskan sesuai dengan usia Kinara yang saat pertanyaan ini dilontarkan belum genap 8 tahun. Akhirnya saya bilang: “Mama belum bisa jelaskan sekarang. Nanti mama tanya dulu, supaya bisa ngomong ke Kinara dengan bahasa yang jelas dan gak salah.”
Kinara mangut-mangut. Beberapa hari kemudian dia bertanya lagi. Jadi siapa yang menciptakan Tuhan? Akhirnya saya menjawab:
“Ada hal-hal yang jadi misteri di dunia. Misalnya tentang siapa yang menciptakan Allah. Tapi keberadaan Tuhan kan bisa kita rasakan. Kalau hati Kinara gelisah, terus berdoa, merasa lebih tenang tidak?
Kinara mengangguk-angguk. Dan untuk ‘sementara’ dia tidak bertanya lagi.

Mama Aku Pengen Punya Sayap

Main ice skating

SUATU pagi:
“Mama, aku semalam sudah berdoa, tapi enggak dikabulin.”
“Memangnya Kinara doa apa?”
“Aku sudah sungguh-sungguh berdoa, Tuhan aku pengen bisa terbang, kasih aku sayap Tuhan. Tapi sampai aku bangun tidur, masih belum punya sayap.
“Oooo…doamu aneh sih. Mana ada orang yang punya sayap?”
“Ada mah, itu Icarus di mitologi Yunani?”
“Hah??…Ooooo namanya juga mitologi, kayak legenda gitu, belum tentu bener.”
“Berarti kan bisa bener?”

“Enggaklah Kinara, itu cuma cerita, bukan bener terjadi.”
“Tapi pokoknya aku pengen punya sayap, pengen bisa terbang. Kalau gak bisa punya sayap, aku mau punya sayap-sayapan. Terbang kayak di gambar (paralayang maksudnya).”
“Hmmm yayaya…nanti kita minta sama papung (papa) ya.”
Kinara cukup puas dengan jawaban itu…:)

Gadis Kecilku Pecahkan Guci

Juni 2006

Dua minggu lalu, gadis kecilku bermain ke rumah uwanya. Meski baru pertamakali, tapi sepertinya dia merasa senang. Berlari-lari, bernyanyi, tidak minta pulang, dan tidak mau pulang. Juga sibuk mencari perhatian. Ini cerita dari papanya:
Sambil loncat dari anak tangga dia berteriak:
“uwa…uwa… lihat… aku bisa loncat.”
“loncat apa itu namanya?”
“loncat tangga.”
“o iya, bener juga ya!”
anakku kemudian sibuk bermain lagi. Baru berhenti ketika memecahkan guci, hiasan yang lumayan mahal. Tangannya langsung mendekap mulut. Matanya membulat. uwanya sibuk menenangkan:
“enggak apa-apa…main lagi sana.”
Tapi gadis kecilku rupanya merasa bersalah. Dia menjadi tenang, tidak mau lagi berlari dan berloncatan. Uwanya jadi sibuk:
“enggak apa-apa kok…gucinya bisa dilem. Ayo main lagi.”
Alih-alih bermain, gadis kecilku malah minta pulang. Sesampai di rumah lapor:
“aku pecahin guci di rumah uwa.”
“halaaah sudah minta maaf?”
“belum. tapi kata uwa enggak apa-apa kok.”
“lain kali kalau salah minta maaf ya.”
“iya deh.”

Kikuk Kikuk

 Sejak 17 Juli 2006, putriku masuk kelompok bermain, tiga kali dalam seminggu. Saya bersyukur karena dia tidak rewel. Sejak hari pertama tidak minta ditunggu. Langsung bergabung, mendapat teman, masuk ke dalam kelas tanpa rengekan.
Belakangan dia sering menyanyikan lagu-lagu baru. Di antaranya plesetan dari lagu Balonku Ada Lima. Begini nyanyiannya:
Balonku ada satu
Kusimpan di balik pintu
Kuambil pakai sapu
Kulihat burung hantu
kikuk kikuk (sambil menekuk siku kemudian dikepak-kepakkan)

Lucu sih, apalagi melihat dia mengepakkan tangan sambil menyanyi kikuk kikuk. Tapi kok menurut saya rangkaian kata-katanya gak mutu. Merusak dan tidak membentuk logika. Ya sudah, dengan maksud meluruskan logika saya bilang:
“masak sih simpan balon di balik pintu, terus ada burung hantu. Enggak masuk akal deh.”
Dia kemudian menjawab:
“Itu kan cuma nyanyian mama.”
Halaaah, iya juga sih kalau logika dia begitu. :)

Konkusi

Saat Kinara 3,5 tahun

Pagi-pagi:
“ma, konkusi itu apa?”
“ha?”
“konkusi! Itu yang Twinies bilang konkusi.”
“aduh, nanti ya, mama harus lihat di kamus.”
“kamus itu apa?”
“itu buku yang tebal isinya arti kata-kata.”

si kecil untuk sementara tidak bertanya lagi. Kepala kecilnya mengangguk-angguk.

siang hari:
“ma, tertawa terkekeh-kekeh itu apa?”
“kalau terbahak-bahak?”
“kalau pidato itu apa?”
“sentosa itu apa mama?”

Bentuk Geledek

Juni 2006

SIANG itu, matahari menyembul sempurna. Namun suara geledek bersahut-sahutan. Gadis kecilku langsung berlari kepelukan.
Sambil rebah dia bertanya:
“Ma geledeg itu bentuknya seperti apa?”
“kayak huruf Z”
“bukan! yang seperti itu namanya kilat. Jadi geledeg bentuknya seperti apa?”
“apa ya?”
“rumahnya dimana?”
“di awan.”
“tapi bentuknya seperti apa?”
“enggak ada bentuknya, cuma ada suaranya.”
“iya tapi aku pengen tahu bentuknya seperti apa?”
“?????”
Papanya yang denger nyeletuk:
“itu seperti kentut. Ada suaranya tapi enggak ada bentuknya!”
“oooo.” gadis kecilku mangut-mangut sambil senyum-senyum.
“hehe kayak kentut,” gitu katanya.

Rabu, 04 Mei 2011

One, Two Monkey Monk

 PERBENDAHARAAN kata putriku kian banyak. Ada beberapa kejadian lucu yang membuat saya tertawa terbahak-bahak. Begini ceritanya:

1. Merek susu yang dia minum membuat semacam undian berhadiah dengan cara mengirim tutup dus. Hadiahnya jalan-jalan ke Amerika, Hong Kong, dan seperangkat mainan. Saya kemudian bertanya pada dia:

“Non kita kirim yuuuk, siapa tahu menang. Kamu pengennya hadiah apa?”
“Aku mau ke Amerika.”
(dia senang melihat gambar roket yang mewakili Amerika)

Mendengar itu salah satu tetehnya (dua saudara yang ikut mengasuh sejak bayi) bertanya:
“Memangnya bisa bahasa Inggris?”
“bisa dong.”
“coba kalau begitu bagaimana?”


Dengan senyum dikulum sambil menunjuk dua tetehnya, anakku menjawab:
“one, two, monkey monk.”

Beberapa detik dua tetehnya melongo, sebelum akhirnya tertawa terbahak-bahak. Saya pun tak bisa menahan senyum.

“Artinya apa tuh?” tanya teteh satunya lagi.
Anakku tetap memasang senyum dikulum, enggan menjawab.

Kinara dan Para Sepupu


Kinara Sadina


Bunga Sadana, Kinara Sadina, Erina, Aiko, Jessi cool
Nathanael dan Kinara


Teh Leni, Faikar, Kinara
Papa, Aiko, Kinara


Kinara Bingung

Jumat malam (1/12)--ketika Kinara berusia 4 tahun


Kisah ayahnya:
Kebetulan, Jumat itu ayahnya pulang awal sekitar pukul 18.00 Wib. Putri kecilku yang belum lama ini genap berusia empat tahun langsung menyambut gembira. Tapi menurut ayahnya, tingkah lakunya ada yang aneh.
 “Anak kita salting. Tersenyum-senyum sambil peluk-peluk,” ceritanya.
Tetehnya (pengasuh) mencoba berbicara. Tetapi putri kecilku langsung memotong pembicaraan sambil senyum-senyum dan mengacungkan tinju ke arah tetehnya:

“Jangan bilang-bilang nanti tak tinju,” begitu teriaknya sambil tertawa-tawa (salting).
Usut punya usut ternyata ada kejadian yang membuat tingkah lakunya menjadi salting tidak karuan. Tetehnya bercerita, siang itu putriku diam-diam menarik kursi, naik, mengambil gunting di atas lemari.
Dibawalah gunting itu ke depan kaca. Sambil mengaca kreeeesss rambut depannya yang panjang habis dipotong. Tentu tidak rapi. Dia kemudian mendatangi tetehnya dan berkata:

“Rambutku dipotong, mau pendek kayak teh is (teteh satunya lagi),” ceritanya sambil senyum-senyum.
“Hah ya ampun, coba teteh lihat.”
Tetehnya mengambil sisir dan mulai menyisir rambut putri kecilku. Saat itu, banyak rambut berjatuhan, dan putri kecilku kaget luar biasa. Tangisnya langsung pecah.
“Hoaaa..ayo keramas aja teteh (padahal biasanya dia paling malas disuruh keramas), biar rambutnya panjang lagi…hoooa.”

Setelah berhasil ditenangkan, putri kecilku mungkin mulai berpikir: bagaimana caranya memberitahu mama papanya. Maka, dia mulai merayu kedua tetehnya:
“Teh, tolong sms mama papa, bilang malam ini enggak usah pulang saja,”
“lo kenapa?”
“tunggu sampai rambutku panjang lagi,”
rayunya.
“nanti mama papa tidur mana?”
“gimana nih, nanti aku dimarahin. Rambutku jadi botak, aku malu.”


Doa Minta Sepeda


“MAMA aku mau ngaji,” kata putriku tiba-tiba.
Dia lalu mengambil buku, duduk di kasur dan mengeluarkan kata-kata sembarang dengan nada seperti orang mengaji.
Usai itu dia bilang lagi:
“mama aku sekarang mau berdoa bareng mama.”
“hayuuuk, tapi giliran kamu yang bicara ya.”
“iya deh.”
Maka, kami berdoa. Putri kecilku berujar:
“Tuhan, terimakasih karena aku punya rumah. aku pengen rumahku lebih bagus lagi. Tuhan, terimakasih karena aku sudah keluar dari perut mama. aku sayang sekali sama mama. Tuhan aku pengen sepeda roda dua. tolong bilangin sama mama supaya beliin aku sepeda roda dua, amin.”
????

Ditakhlukkan

 Percakapan dengan teteh (pengasuhnya):
“Teteh Islam’kan?”
“Iya.”
“Kenapa teteh enggak berdoa atas nama bapa dan putra dan roh kudus saja?”
“Soalnya keluarga teteh dari kecil sudah Islam.”
“Oh…”


Suatu hari:
“Mama aku Katolik.”
“Oke.”
Lain waktu:
“Ayo kita berdoa.”
“Aku sekarang Islam mama. Jadi aku sholat.”
“Oke.”
Lain hari:
“Mama aku mau Hindu saja.”
“Oke.”
“Bagaimana cara berdoanya?”
“Mama kurang paham nak.”
“Oh, ya sudah.”

Pulang Sekolah


Suatu hari:
“Aku hari ini dimarahi ibu guru.”
“Loh kenapa?”
“Soalnya aku nakal.”
“Ngapain?”
“Aku ganggu temen-temenku. Waktu berdoa, baris, aku colek-colek.”
“Oooh.”
Lain hari:
“Hari ini aku jadi anak manis.”
“Bagus dong!”
Kali lain:
“Aku ditegor ibu guru mama.”
“kenapa?”
“Aku ketiduran di kelas.”
“Kok bisa?”
“Iya aku ngantuk, terus ketiduran. Ibu guru bilang: …ayo bangun, jangan tidur.
“Terus kamu jawab apa?”
“maaf bu guru, aku ngantuk, jadi ketiduran.”
Di lain waktu:
“Mama, aku dimarahin lagi sama ibu guru.”
“Loh?”
“Iya.”
“Kenapa nak?”
“Soalnya aku ngajak temen-temenku, naik ke atas meja, terus joget.”
Alamak!

Aku Sedih




 Saat umurnya tiga tahun lebih, tiba-tiba kinara menangis sedih, tersedu,sedu. Dia memandangi ayunan di tengah gerimis. Air matanya jatuh satu-satu ke pipi. 
"Aku sedih tidak bisa main ayunan dan jungkat-jungkit," katanya.
Air matanya terus mengalir. Sementara hujan rintik tidak juga berhenti. Alhasil, sore di Puncak saat itu, Kinara tidak bisa bermain.

Ben Ten


PUTRIKU baru saja merayakan ulang tahun yang ke lima. Dan sekarang dia sedang tergila-gila dengan tokoh kartun Ben 10. Terutama dengan jam tangan besar milik Ben 10 yang jika ditekan bisa membuat pemakainya berubah dalam berbagai bentuk. Mulai alien, robot bola, dan masih banyak lagi.

Biasanya, musuh Ben 10 bentuknya juga seperti robot, namun mengambil gambaran berbagai gabungan binatang. Pokoknya, buat saya, tokoh-tokoh dalam Ben 10 itu aneh dan menyeramkan. Misalnya, ada robot gabungan antara cumi-cumi dan alien. Atau tidak jelas berbentuk apa, entah lalat, nyamuk, atau apalah.

Tapi heran, putriku kecilku malah tergila-gila Ben 10, terutama jam tangannya. Saking terobsesi, dia akhirnya memilih membeli jam tangan besar warna oranye. Menurut dia, karena besar maka mirip dengan jam tangan Ben 10. Jadilah jam itu barang favorit terbaru. dipakai kemana-mana, bahkan tidur pun ada dalam genggamannya. Baru dilepas saat dia pergi ke sekolah.
Minggu lalu, tiba-tiba putriku membuat pengumuman:
“Sekarang namaku ganti jadi Ben Ten. Jadi semua kalau manggil aku sekarang harus Ben ten.”

Sombong


 INI tentang pembicaraan antara putri kecilku (P) dan kakeknya (K). Bercerita tentang salah satu teman putriku yang sebut saja bernama Alisa.

 P: Alisa itu sombong engkong.

K: Loh kenapa, enggak boleh ngatain orang sombong dong.


P: Alisa yang bilang sendiri, katanya: “aku sombong.” Terus aku tanya kenapa sombong? Kata Alisa karena Alisa paling cantik.
K: Ah …(kamu) juga cantik kok.


P: Aku bilang sama Alisa: enggak boleh gitu Alisa, masih ada yang lebih cantik dari kamu, putri duyung, cinderela, putri salju….


K: hua hahahahaha


Aku yang dengar juga jadi ketawa-tawa: @%^&*()?

Buah Hatiku

 Februari 2008


ADA libur berderet. Jadilah tiga hari penuh saya bersama putri kecil yang sekarang berusia 5 tahun 3 bulan.
Jumat, kami sekeluarga jalan-jalan menjemput tantenya terus piknik. Sepanjang perjalanan putri kecilku berpolah. Berkicau tiada henti, menandak, menendang, jungkir balik di mobil, lari sana, lari sini, haduuuh…
Sabtu, kami pergi lagi. Kali ini diajak belanja buah di pasar swalayan yang baru buka dan memberi diskon lumayan terasa. Seperti biasa, putriku tak bisa diam. Akhirnya karena terganggu saya berucap:
” aduuuh, bisa diam gak sih? Pusing deh mama ngeliatnya.”
Jawab putri kecilku dengan mimik yang membuatku ingin tertawa:
“Lo ma, bukannya aku sudah lebih sopan dari kemarin?”
“Ha? Iya juga sih nak…” dan tawaku pun pecah.

Mau Jadi Pemain Sirkus

 PAGI ini, putriku bertanya:
“Ma, kalau sudah besar aku boleh jadi pemain sirkus?”
“????…boleh saja, memangnya kenapa?”


Dia mengambil kemoceng, mulai memamerkan aksinya. Ujung melengkung kemoceng dia kaitkan di jari telunjuk, kemudian dia putar-putar.

“Aku sekarang sudah ahli memutar kemoceng di tangan. Sambil naik sepeda aku juga bisa. Makanya nanti aku mau jadi pemain sirkus.

@#$%^&*(

Jin Botol

Juli 2008


INI lagu yang belakangan sering dikumandangkan putri kecilku. Mendengar kalimatnya, saya tidak tahu mesti tertawa atau prihatin.

orang amerika naik apollo
orang rusia naik apollo
biar mereka semua naik apollo
aku tidak mau kalah
heeeey
naik jin botol